Selasa, 22 Desember 2009

HARI (L)IBU(R) (Chapter 2)

pic. by : Johansen Halim
Setelah seharian penuh menuntut ilmu, kelas akan segera diakhiri. Seperti biasanya, di sekolah Oddie sebelum siswa pulang akan diberi pengumuman secara massal melalui sentral info. Pak Fernando, pria blasteran Belanda-Cikampek selaku kepala sekolah mengumumkan sesuatu yang membuat sekolah menjadi heboh.

“Anak-anak, mulai besok, tanggal 22 Desember, kegiatan sekolah ditiadakan sampai tanggal 11 Januari. Intinya, kalian diperbolehkan untuk berlibur. Tapi jangan lupa, tanggal 11 Januari masuk lagi. Selamat berlibur, Selamat Natal bagi yang merayakan, dan Selamat Tahun Baru!” kata Pak Fernando. Bokir yang pada dasarnya paling malas masuk sekolah langsung berteriak di antara gemuruh euforia teman-temannya,

“Pak Fernando!! I Love You Full!!”

Oddie yang pada hari itu tumben-tumbennya ngga menunggu sohib-sohibnya langsung berpamitan dan menyambar sepeda motor bututnya yang diparkir di depan pos Satpam Pak Yusron.

“Pak Yus, pulang dulu ya Pak. Ini sedikit camilan buat Pak Yus jaga nanti malam,” pamit Oddie sembari memberikan kue gabin 3 bungkus, ada yang gurih dan asin. Pak Yusron yang baru kemarin lusa diberi gabin oleh Oddie menerima dengan lapang dada.

“Terima Kasih nak Oddie gabinnya. Besok-besok Khong Ghuan aja ya biar rasanya ga monoton,” sindir Pak Yusron.

Oddie tersenyum polos dan memasukkan gigi 1 sepeda motornya. Ternyata hari ini Oddie harus buru-buru karena ingin membeli sesuatu buat Maminya. Oddie langsung menuju ke toko elektronik di dekat sekolahnya. Oddie yang 3 hari lalu mendapat Tunjangan Hari Raya dari Soul FM dimana tempatnya menjadi penyiar langsung berencana untuk membelikan Maminya sebuah mixer. Oddie mendapat ide untuk membelikan mixer tambahan karena melihat orderan maminya yang dari hari ke hari makin lancar bak sungai Bengawan Solo.

* * *

Sesampai di rumah, Oddie disambut tak hangat oleh si adik. Dengan mata penuh penghakiman dan membawa saringan santan, Mimi bertanya dengan nada tegas,

“Wahai Oddie Laksmono, mengapa Saudara pada pagi hari tadi meninggalkan Mirah Laksmono yang sedang tertidur pulas tanpa membangunkannya terlebih dahulu?” Oddie yang merasa bersalah langsung mengeluarkan poster Jacob Black ukuran A5 dari tasnya yang digulung rapi.

“Hamba meminta maaf karena hamba terburu-buru, ini kupersembahkan pada Saudari Mirah Laksmono sebagai wujud permintaan maaf hamba,” ujar Oddie sembari memberikan poster tersebut pada Mimi. Akhirnya pertunjukan teater dadakan itu berubah jadi srimulat. Mimi tertawa riang ketika melihat gambar dalam gulungan itu adalah poster Jacob Black. Pertunjukan teater itu berlanjut lagi,

“Baiklah, Mirah Laksmono memberikan ampun pada Oddie Laksmono. Kembali ke tempat dan habitat Anda!” perintah Mimi. Oddie hanya tersenyum melihat tingkah adiknya yang memang belakangan demen banget dengan Jacob Black, salah satu karakter dalam serial Twilight.

Oddie yang memang sengaja menghindari Maminya langsung masuk ke kamar karena ingin menyembunyikan mixer itu sampai besok tiba waktunya untuk diberikan. Oddie lekas mengganti bajunya dan segera keluar ruangan agar Maminya tidak masuk ke kamarnya. Sebelum keluar ruangan, Oddie menyembunyikan hadiah mixer tersebut di dalam lemarinya. Setelah semuanya berjalan lancar, Oddie keluar ruangan dan bersiap menyantap makan siang. Semur Ayam jengkol yang notabene makanan favorit Oddie memang sengaja disediakan Mami Oddie sebagai makan siang untuk anak-anaknya.

“Wah, makanan favorit nih. Mari makan!” ujar Oddie sambil mengaduk ceker ayam yang ada di dalam panci berisi semur ayam jengkol itu.

* * *

Keesokan harinya, tepat pada tanggal 22 Desember, Oddie bangun pagi-pagi sekali. Suatu keajaiban Oddie bisa bangun pagi-pagi di saat sekolah libur. Dia langsung mengunci kamarnya dan mulai mengeluarkan kartu ucapan dan kertas kado yang sudah dibelinya di toko buku kemarin. Itulah mengapa Oddie saat pulang ke rumah bisa membawa poster Jacob Black untuk Mimi. Setelah dibungkus dengan ala kadarnya, Oddie mengintip dari jendela kamarnya untuk melihat situasi di luar kamarnya. Mami Oddie sudah bangun dan mulai mengeluarkan bahan-bahan untuk membuat kuenya. Mami Oddie yang merasa tubuhnya mengeluarkan aroma-aroma kurang sedap langsung menuju kamar mandinya.

Oddie yang terus memantau situasi dari dalam jendela kamarnya mendengar Maminya menyanyikan lagu tenda biru dengan kunci G minor. Itu menandakan Mami Oddie sedang mandi karena Mami Oddie memiliki kebiasaan mandi sambil menyanyi. Dapur kosong, Oddie langsung keluar dari kamarnya dan meletakkan kado mixer itu di atas meja makan. Setelah meletakkan kado itu, Oddie berlari kembali ke kamarnya dan berpura-pura tidur.

Mami Oddie yang mulai kehabisan suara, akhirnya keluar dari kamar mandi. Mata lentik Mami Oddie langsung tertuju pada sebuah kotak yang dibungkus dengan warna-warni bak dunia Avatar. Segera Mami Oddie membuka kado tersebut, begitu terkejutnya Mami Oddie ketika melihat sebuah Mixer baru di depan matanya. Di balik kotak tersebut terdapat kartu ucapan yang menempel dan berisikan kata-kata :

“Mamiku sayang, Oddie dan adek sering banget ya nyusahin Mami. Mami kok ngga pernah ya nyusahin kami? Maafin kami ya Mi. Kami ngga bisa membalas apa-apa buat Mami. Mami terlalu hebat untuk kami. Selamat Hari Ibu ya, Mi. Lho, Mami jangan nangis, kalau mixernya kena air mata Mami nanti konslet lho. Oddie dan Adek selamanya akan sayang Mami. Selamanya. Sampai Selamanya.”

Saat membaca kartu ucapan itu, sontak Mami Oddie mengangis terharu.

“Dasar anak-anak,” isak Mami Oddie sambil tersenyum haru. Mami Oddie langsung menuju kamar Mimi dan melihat anak centilnya ini sedang tertidur pulas.

“Mami sayang adek,” ucap Mami Oddie sambil mencium kening Mimi. Tiba-tiba Mimi dalam igauannya berkata-kata dan tersenyum kecil,

“Thanks Jacob for Your kiss, I Love U So Much.” Mami Oddie hanya tersenyum melihat tingkah anak bungsunya. Setelah itu Mami Oddie menuju kamar Oddie dan mendapati Oddie sedang dibungkus oleh bed covernya.

“Od, Mami tahu kamu pura-pura tidur. Mami cuma pengen ngomong, kalian harta Mami yang paling berharga. Mami ngga akan bisa jadi Mami yang hebat kalau tanpa kalian. Terima Kasih ya Od,” kata Mami Oddie. Oddie yang masih berpura-pura tidur berusaha menahan air matanya. Merasa tidak tahan akhirnya Oddie bangun dan mengatakan sesuatu pada Maminya,

“Mami, Oddie sayang Mami.” Mereka berpelukan sejenak. Kemudian dilanjutkan dengan canda tawa yang selalu menghiasi hari-hari mereka.

“Ayo kamu yang masangin mixer barunya, Mami takut kesetrum, tadi sempet ketetesan air mata Mami,” canda Mami Oddie. Merekapun tertawa bersama kicauan burung-burung di pagi yang cerah itu.

* * *

Bokir yang memang paling demen bangun siang dikejutkan oleh kedatangan 4 sohibnya.

“Bangun, bangun!! Dian Sastro ada di ruang tamu lu Kir!!” mendengar teriakan itu Bokir langsung terbangun dan menuju ruang tamu.

“Wah, Lu pada ngibulin gue nih. Bikin orang tidir kagak nyaman aja lu pada,” sewot Bokir. Oddie, Ruben, Septian dan Gori cuma bisa tertawa terpingkal-pingkal melihat kepolosan wajah Bokir. Dengan nada yang agak sewot, Bokir bertanya apa maksud kehadiran mereka,

“Emang ada acara apaan sih kalian dateng pagi-pagi gini? Ini kan hari libur saudara-saudaraku yang terkasih” Septian yang merasa aneh dengan kata-kata Bokir langsung memblokir omongan Bokir,

“Pagi-pagi? Emang lu pake jam Arab? Ini uda jam 1 siang kale!” Oddie yang kemarin sempat membuat rencana bersama Ruben, Septian, dan Gori ngga pakai lama langsung mengutarakan rencananya untuk Bokir.

“Kir, kami tahu lu jauh dari yang namanya ganteng, tapi kita pada yakin kok kalau emak lu nganggep lu itu orang yang paling ganteng yang pernah emak lu temuin,” ujar Oddie.

“Gitu ya, oke2, terus apa rencana kalian?” tanya Bokir.

“Kita bakal nyenengin emak lu dengan ngedatengin Bokir Sitohang,” ujar Oddie. Bokir yang mendengar ide Oddie hanya bisa diam tanpa kata.

Kamar Bokir yang bau terasi itu disulap menjadi salon dadakan oleh Oddie, Ruben, Septian dan Gori. Gori yang notabene banyak duit memfasilitasi Bokir dengan setelan jas merek Armani, parfum Dolce & Gabana, Gel Gatsby, dan sepatu van touvel. Ruben yang merupakan anak dari sastrawan membuatkan sebuah puisi tentang hari ibu. Septian yang memang punya band dan jago maen alat musik bersedia untuk mendampingi Bokir membacakan puisi dengan petikan alunan gitar.

Setelah semuanya beres, Bokir ditarik keluar oleh empat sohibnya. Emak Bokir yang kebetulan lagi pergi ke pasar masih belum pulang. Sembari menunggu emaknya Bokir pulang, mereka membuat setting di ruang tamu rumah seolah-olah itu adalah acara Take Me Out yang dibawakan oleh Choky Sitohang. Ketika emak Bokir sudah sampai di rumah dan mulai membuka pintu tiba-tiba dikejutkan oleh penampilan Bokir Sitohang bak MC kondang dengan satu set panggung lengkap.

“Untuk Emak. Emak, dari rahim sucimu aku lahir. Engkau mengidolakan Choky Sitohang. Tapi, tanpa kau sadari emak bahwa 17 tahun yang lalu engkau telah melahirkan Bokir Sitohang. Ketampananku memang 7-12 dengan Choky Sitohang, tapi percayalah emak, engkau mendapatkan cinta yang tulus bukan dari Choky Sitohang, tetapi dari anakmu, Bokir Sitohang. I Love You Full Emak.”

Setelah membaca puisi tersebut dengan gaya MC Choky Sitohang, emak Bokir tersenyum dan berkata,

“Le le, iso ae awak peno (nak, nak, bisa saja kamu).” Mereka tertawa bersama dan menyanyikan lagu Bunda milik Melly Goeslaw bersama-sama.


bersambung..

3 komentar:

  1. Adike Oddie kok pikirane kotor ya Nic... Hihihi...

    BalasHapus
  2. hehehe..
    ya pikiran anak ABG pada umumnya kok..
    tapi ngga jorok2 amat toh?
    hehehehe..

    BalasHapus
  3. kwakakakakakaaka..
    saringan santen....
    lebih baik lagi parutan klapa mon..
    huahhahahhaahhaaa...

    BalasHapus